Beribu peluh menemani upacara penghapusanmu
Membuktikan bahwa tidaklah mudah meluruhkan belenggu
Bak ombak yang memecah karang, sikapmu dulu berhasil membelah hatiku
Remuk, lalu berubah menjadi butiran terkuat meski kerap tersapu
Beberapa bulan yang lalu, namamu tak pernah lupa kusebut selepas sholatku
Namun kini bibirku melirihkan nama selain kamu
Maaf,
Aku tidak menyesal kehilanganmu
Padahal dulu kukira kehilanganmu adalah kekalahan terbesarku
aida,
5 Februari 2019
No comments:
Post a Comment