Ia tak pernah membelai rambutku,
tapi mata legam itu kerap.
Ia tak pernah membersamai langkahku,
tapi mata legam itu sempat.
Ia tak pernah mengucap kata sayang,
tapi mata legam itu pernah.
yang ku tahu, semua itu tak semu.
Dan pada akhirnya,
Ia menatap. Tanpa jeda memberi harap.Ia menderu. Tanpa menyisihkan ruang berseru.
Ia luruh. Tanpa ampun buatku bergemuruh.
Ia terbang. Tanpa pernah menjadikanku satu-satunya sarang.
No comments:
Post a Comment