Source goodreads. |
Penulis: Windry Ramadhina
Penerbit: GagasMedia
Tebal: 380 halaman
Blurb:
Hanna,
listen.
Don’t cry, don’t cry.
The world is envy.
You’re too perfect
and she hates it.
Aku tahu kau menyembunyikan luka di senyummu yang retak. Kemarilah, aku akan menjagamu, asalkan kau mau mengulurkan tanganmu.
Aku tahu kau menyembunyikan luka di senyummu yang retak. Kemarilah, aku akan menjagamu, asalkan kau mau mengulurkan tanganmu.
“Waktu tidak berputar ulang. Apa yang sudah hilang, tidak akan kembali. Dan, aku sudah hilang.” Aku ingat kata-katamu itu, masih terpatri di benakku.
Kilat rasa tak percaya dalam matamu, membuatku tiba-tiba meragukan diriku sendiri. Tapi, sungguh, aku mencintaimu, merindukan manis bibirmu.
Apa lagi yang harus kulakukan agar kau percaya? Kenapa masih saja senyum retakmu yang kudapati?
Hanna, kau dengarkah suara itu? Hatiku baru saja patah….
Review:
Interlude berkisah tentang perjalanan asmara Hanna dan Kai. Hanna yang seorang gadis cantik namun mengalami trauma berat oleh masa lalunya, sangat menutup diri dari kehidupan. Hingga akhirnya datang Kai, pemuda yang merubah segalanya, membuat Hanna sedikit demi sedikit merasakan indah hidup.
Hanna begitu berbeda dengan Kai, yang mana seorang nakal dan senang bermabuk-mabukan. Lantas bagaimana bisa gadis yang trauma berat apalagi selalu mengambil langkah seribu bila di dekati ini menyimpan rasa oleh seorang Kai? Itulah hebatnya novel ini, perjalanan Hanna membuka hati.
Source: here |
Selain Kai dan Hanna ada karakter-karakter lain yang nggak kalah unik. Ada Gitta dan Jun, teman band jazz Kai. Ada Ian, pemuda yang dicintai dan nantinya bermasalah dengan Gitta. Yang aku suka, di blog mbak Windry ada sketsa Interlude, lho. Jadi lebih bisa mengenali karakternya.
Novel Young-Adult yang lumayan berani (tuh covernya aja udah berani, hehe). Asik. Tapi rasanya kok temponya terlalu lambat, ya? Mungkin mood-ku saja pas membaca agak jelek.
Bagus. Keren. Asik. Tipikal mbak Windry yang selalu bisa bikin menganga saat membaca. Overall, aku suka. Tapi masih nggak bisa mengalahkan kesukaanku pada Montase dan London. :D Soalnya novel ini begitu kelam.
Worth to read!
Rating: 3,5/5
Hanna, don't cry. Kai di sampingmu:p
No comments:
Post a Comment