Friday, October 31, 2014

Kepada Sang Malam

Ingin ku buang jauh perasaan yang menghapiriku malam itu
Menyelubung hati tanpa ketukan, tanpa salam
Tak ada angin tak ada hujan, malam pun masih mengusir raja siang
Rasa itu membekapku secepat laju sang pemburu angin

Aku menikmatinya, aku membiarkannya, aku berharap rasa itu tetap ada
Tapi rasa itu bisa membunuhku
Mencekiku kala aku masih bergelut dengan mimpi
Tak apa, bunuh saja aku
Harapku hanya satu, pencipta rasa itu

Apa daya, aku bukan siapa-siapa
Bukan anak dewa bukan anak raja
Hanya gadis yang memandangnya dari kejauhan
Tersenyum lebar layaknya orang gila

Kepada sang malam,
Wahai sang malam yang mengusir temaram
Layakkah aku berada di sampingnya?
Layakkah aku mengusap peluh di keningnya?
Layakkah aku menjadi orang yang akan ia teteskan air mata?

Kepada sang malam,
Aku menuntut pertanggungjawaban
Engkau mempertemukan aku denganya dalam senyap
Legam, hanya ada titik-titik lampu malam serupa kunang-kunang
Mungkin saja, rasa itu datang bersama lentera malam

Menyerangku, menyergapku,
Membuatku tak berdaya
Membuatku tanpa kata

Kepada sang malam,
Wahai sang malam, pertemukanku dengannya saja, aku sudah senang.

source: here















31 Oktober 2014

No comments:

Post a Comment